INFORMASI :

Nama Kades dan perangkat Desa Pandansari 1. Surono (Kades) 2. Slamet waluyo (Sekdes) 3. Dewi Nur Ambaryani (Kaur Umun) 4. Dwi Puji Astuti (Kaur Keuangan) 5. Supono (Kasi Perencanaan) 6. Munajat (Kasi pelayanan dan kesejahteraan) 7. Karso (Kaur Pemerintahan) 8. Nasim (Kadus Krenceng I dan II) 9. Tamin (Kadus Kemuning) 10. Ngirfan (Kadus Pandansari) 11. Muslihun (Kadus Lemah rata) 12. Sutriasih (Kadus Pita pitu) 13. Sunarko ( Kadus Kuripan )

SEJARAH DESA PANDANSARI

SEJARAH DESA PANDANSARI

SEJARAH DESA PANDANSARI

         Pada jaman dahulu jauh sebelum indonesia merdeka tepatnya pada tahun 1927 diwilayah yang sekarang  dikenal dengan desa Pandansari dahulu adalah dua wilayah yang dipisahkan oleh sungai yang membentang dari desa Condongcampur sampai dengan desa Kejawang.Namun pada masa itu dipimpin oleh tiga Lurah / kepala desa, Sebelah selatan yang dikenal dengan Lurah Krenceng dijabat oleh Bapak ALI,sedangkan sebelah utara bagian barat yang dikenal dengan wilayah Kuripan dikenal dengan Lurah Marta Reja alias Dongkol Adam dan Wilayah utara bagian timur yang dikenal dengan wilayah Pandansari dipimpin oleh Lurah Tirta Reja.

       Berdasarkan hasil kesepakatan ke tiga  tokoh / Lurah yang memimpin masing – masing wilayah memiliki pemikiran untuk menyatukan ketiga wilayah menjadi satu dengan sebutan DESA PANDANSARI tentunya dengan musyawaarah bersama tokoh masyarakat dan masing – masing warga dari masing – masing wilayah. Setelah terjadi kesepakatan untuk menjadikan ketiga wilayah menjadi satu wilayah diadakan pemilihan pimpinan / Lurah. Pada waktu itu konon waktu diadakan pemilihan Lurah baru untuk Desa Pandansari dengan sistem DODOKAN yang artinya bahwa dari masing – masing warga yang memilih calon Lurah melakukan jongkok dibelakang calon Lurah yang meraka pilih. Dan semenjak itu maka ketiga wilayah ( Kuripan,Krenceng dan Pandansari ) menjadi satu wilayah dengan sebutan DESA PANDANSARI.

      Kesadaran masyarakat pada waktu itu cukup baik terbukti dapat terpilihnya seseorang menjadi Lurah yang memimpin Desa Pandansari. Nama tokoh yang dipilih oleh masyarakat untuk memimpin desa pandansari adalah Bapak Sadi Resa. Pada saat diadakannya pemilihan Lurah / Pimpinan kesadaran masyarakat pada waktu nitu sangatlah tinggi terbuktinya tidak adanya konflik antar pendukung masing – masing pendukung yang satu ddengan yang lainnya. Lurah Sandi Resa memimpin dengan kurun waktu kurang lebih selama 20 ( dua puluh ) tahun. Kepemimpinan Lurah Sandi Resa didukung oleh Sekretaris Desa yang bernama Noto Sentono alias Diran.

     Desa Pandansari dengan kepemimpinan Sandi Resa kegiatan perekonomian masyarakat setempat adalah bercocok tanam atau bertani, mengingat wilayah Desa Pandansari adalah wilayah perbukitan. Pad waktu itu sudah banyak sawah walaupun sawah diperbukitan. Sawah yang ada adalah sawah tadah hujan yang nhanya mimiliki masa waktu panen hanya sekali dalam kurun waktu setahun yaitu pad musim penghujan. Namun pada kurun waktu tahun 1930-an terjadi hama penyakit yang menyerang pohonkelapa yang menyebabkan hampir seluruh pohon kelapa dimakan ulat panas sehingga pohon kelapa mengalami kerusakan dan gagal panen serta banyak pohon kelapa yang pada mati. Sehingga pad masa itu perekonomian mengalami penurunan drastis uang menyebabkan masyarakat kehilangan penghasilan.

     Selain itu Desa Pandansari pada tahun 1925 sudah memiliki sekolahan yang pada masa itu disebut dengan SR ( Sekolah Rakyat ). SR yang pertama kali berada di wilayah Kuripan yang seskarang dikenal dengan wilayah perumahan Bong Supit / Bapak Ritam. Sesuai ddengan perkebangan jaman SR ( Sekolah Rakyat ) dipindahkan kedaerah Pita Pitu pad tahun 1929 yang sekarang dikenal dengan SD Negeri 2 Pandansari. Pada masa SR (Sekolah Rakyat ) diwilayah pita pitu warga desa pandansari sudah ada yang menjadi guru  yang terkenal dengan sebutan Guru Mronol,ini menunjukan bahwa Sumber Daya Manusia ( SDM ) di Desa Pandansari sudah menunjukan kemajuannya. Murid – murid yang belajar di SR ( Sekolah Rakyat ) pada waktu itu bukan hanya masyarakat dari desa Pandansari namun dari desa – desa  yang berada disekitar Desa Pandansari.

     Sejarah Desa Pandansari pada masa penjajahan Jepang antara tahun 1930-an masyarakat Desa Pandansari mengalami kesengsaraan yang amat sangat, karena pada masa itu banyak warga yang mengalami kelaparan yang di sebabkan bahan makanan dirampas oleh serdadu jepang. Pada masa itu masyarakat dalam berpakaian menggunakan goni ( kantong tempat beras ) yang banyak bersarangnya kutu ( tuma ) dan ketinggi ( kutu kasur ) sehingga masyarakat pada masa itu banyak yang penyakitan dan penularan penyakit sangatlah mudah.

     Sesuai dengan perkembangan jaman pada waktu tahun 1951 Sekertaris Desa ( Carik ) yaitu Bapak Noto Sentono menjadi Lurah / Pimpinan Desa Pandansari menggantikan Bapak Sandi Resa. Masa kepemimpinan Noto Sentono alias Dirin yang terkenal dengan sebutan Kaki Glondong, mengalami peristiwa penculikan / penggarongan sampai dengan pembunuhan secara sadis dengan cara pemotongan anggota badan oleh Mad Sarip. Peristiwa itu terjadi karena kesimpangsiuran tentang keberadaan Mad Sarip. Pada saat itu Mad Sarip yang lahir di desa Bagoran adalah seorang pencuri yang sangat ulung, suatu ketika Mad Sarip tertangkap oleh polisi di Gombong. Dengan ditangkapnya Mad Sarip dan informasi nyang kurang jelas, maka Mad Sarip mengambil kesimpulan bahwa yang memberikan informasi tentang keberadaanya adalah Noto Sentono. Hal itulah yang menjadi dasar Mad Sarip membunuh Noto Sentono.

     Setelah Bapak Noto Sentono alias Dirin meninggal, Kepala Desa dilanjutkan dengan pemilihan kembali. Sekitar tahun 1952 pemilihan Lurah dilaksanakan kembali yang diikuti oleh Bapak Slamet Mitro Pawiro dan Sanpatawi. Proses pemilihan Lurah pada masa itu dengan cara BITINGAN, yaitu dengan menghitung jumlah biting terbanyak, dan pemenangnya adalah yang mendapat jumlah biuting  terbanyak. Pada masa itu pemenang dengan cara biting adalah Bapak Slamet Mitro Pawiro. Bapak Slamet Mitro Pawiro adalah anak dari Noto Sentono alias Dirin. Pad masa kepemimpinan Bapak Slamet Mitro Pawiro adalah masa kepemipinan yang paling lama. Bapak Slamet Mitro Pawiro memimpin hingga 32 tahun.

     Pada masa kepemimpinan Bapak Slamet Mitro Pawiro dikenal dengan masa kepemimpinan yang baik, karena hubungan dengan masyarakat semakin akrab. Sehingga masyarakat menjadi sangat tentram. Didalam masyarakat Bapak Slamet Mitro Pawiro dikenal dengan sebutan Bapak Mitro. Pad masa kepemimpinan Bapak Mitro masyarakat mengalami ketentraman karena masyarakat pada masa sebelumnya merasa kurang tentram dan resah dengan segala kerisauan, pada masa itu kepemimpinan masih dipegang teguh oleh ayah dari Bapak Mitro yaitu Bapak Noto Sentono alias Dirin.

     Pada masa kepemimpinan Bapak Mitro Pawiro dikenal masa kepemimpinan yang paling lama, karena pada masa itu belum ada undang-undang yang memberikan masa jabatan Kepala Desa ( Lurah ). Jabatan Kepala Desa ( Lurah ) pada waktu itu hanya dibatasi dengan umur.

     Setelah Mbah Mitro berhenti menjadi kepala desa karena sudah tua, maka diadakannya pemilihan berikutnya. Pada pemilihan berikutnya  diikuti oleh dua pasangan yaitu Bapak Syukur Hadipurnomo dan Bapak Salud / Mulyadikrama. Pemilihan Kepal desa saat itu dimenangkan oleh Bapak Syukur Hadipurnomo. Masa jabatan Bapak Syukur antara tahun 80-an. Pada masa Kepala Desa Bapak Syukur sudah ada Undang-undang yang mengatur tentang usia calon Kepala Desa, Pendidikan calon Kepal desa serta mas ajabatan Kepala desa.

     Setelah masa jabatan kepala desa yang dijabat oleh Bapak Syukur Hadipurnomo habis,maka diadakannya pemilihan Kepal Desa ( Lurah ) berikutnya. Pada pemilihan Kepala Desa setelah Bapak Syukur diikuti oleh 4 pasangan calon Kepala Desa. 4 calon pasangan diantaranya  1. Bapak Kisno S.pd,  2. Bapak Slamet,  3. Bapak Mahali,  4.Bapak Wasiyo.  Pada masa ini pemilihan dilaksanakan tahun 90-an.  Pemenang dan yang menjadi Kepal Desa adalah Bapak Kisno S.pd. Masa jabatan yang dijabat Bapak Kisno S.Pd. adalah 8 ( delapan ) tahun.

 

Setelah masa jabatan Kepala Desa Bapak Kisno selesai maka diadakan pemilihan Kepala Desa selanjutnya. Calon Kepala Desa yang mengikuti pada masa itu adalah Bapak Kisno S.Pd.,Bapak Syukur Hadipurnomo dan Surono. Pada masa pemilihan Kepala Desa akhirnya terpilih Bapak Surono sebagai Kepala Desa dan beliau  menjabat Kepala Desa Sampai saat ini saat tersusunnya RPJM Desa tahun 2011-2015.

      Setelah selesai masa jabatan Kepala desa maka diadakannya pemilihan calon Kepala Desa yang baru Yang diikuti oleh 2 pasangan yaitu Bapak Surono dan Bapak Mugiono. Dimas akhir pemilihan Kepala Desa akhirnya dimenangkan oleh Bapak Surono. Kepala Desa yang baru terpilih yaitu Bapak Surono Menjabat sampai saat tersusunnya kembali RPJM Desa untuk tahun 2015-2019.

     Dari berbagai masa pergantian Kepala Desa / Lurah tentu ada hal - hal yang menonjol terutama dengan terbangunnya berbagai sarana dan prasarana di Desa Pandansari seperti yang sekarang bisa dinikmati bersama contohnya adalah SD Negeri bisa dimiliki 4 ( Empat ) lokasi. Angkutan umum desa dari Pandansari - Karanganyar yang beroperasi setiap hari. Masjid - masjid yang kokoh dan saran a umum lainnya banyak berdiri  jalan-jalan sudah banyak yang menggunakan rabat beton sampai kepelosok - pelosok pegunungan. Dan sarana penerangan sarana Listrik Masuk Desa hampir 80 %.Karena keterbatasan peserta Lokakarya desa maka tidak semua masa kejayaan dan masa sulit pada tiap – tiap masa kepemimpinan / Lurah tergali. Tetapi mudah – mudahan ini bisa menjadi gambaran bahwa Desa Pandansari sedikit demi sedikit terus mengalami kemajuan diberbagai bidang.

     Berbagai peristiwa dan kejadian yang tidak disajikan dengan bentuk cerita yang detil maka kejadian – kejadian itu akan disusun dengan Label kejadian dibawah ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan.

NO

TAHUN KEJADIAN

PERISTIWA BAIK

PERISTIWA BURUK

1

1927

Berdirinya SR ( Sekolah Rakyat )

-

2

1927

Masuknya Sekolah Inpres

 

3

1968

Program IDT

Terjadinya Tanah Longsor ( Pesiton )

4

1980

Program IDT

-

5

1983

Program IDT

Tanah Longsor  ( Pita Pitu )

6

1989

AMD ( ABRI Masuk Desa )

Tanah Longsor Buluh Timun

7

1994

Listrik Masuk Desa

-

8

1995

Pembangunan Polindes

-

9

2004

RHL ( Gerhan )

-

10

2005

Program P2KP

-

11

2006

Pembangunan Sarana Air Bersih

-

12

2008

Pembangunan Sarana Air Bersih

Tanah Longsor  ( Mbalung )

13

2009

Pembangunan Sarana Air Bersih

Kebakaran Rumah Penduduk

14

2010

RHL ( Gerhan )

-

15

2010

Sentra Pembuatan Bibit Unggul

 

16

2011

Menjadi Juara Nasional

 

17

2012

Pembangunan PAMSIMAS

 

18

2015

Mendapat Hibah Insentif Desa  PAMSIMAS

 

 

 

     Demikian sejarah pembangunan Desa Pandansari yang dapat disajikan oleh Tim Pokja penyusun RPJM Des tahun 2015 – 2019 yang dikumpulkan dari berbagai sumber melalui Lokakarya desa, apabila masih ada hal – hal yang kurang sempurna Tim Pokja mohon maaf. Mudah – mudahan Tim Pokja Periode RPJM Desa yang akan datang dapat menyempurnakan sejarah pembanguna Desa Pandansari .

      Atas nama Tim Pokja Penyusun RPJM Des Desa Pandansari periode tahun 2015 – 2019 mengucapkan terima kasih kepada sumber yang  telah membantu tersusunnya  Sejarah Pembangunan Desa Pandansari. AMIN.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Berikut 14 Ruas Jalan yang Tengah Dibangun Pemkab Kebumen
Tahun Ini KIE Ditiadakan, Diganti Expo Keagamaan
Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards

Arsip Berita

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2